Sabtu, 07 Maret 2015

ARTIKEL HIDROPONIK DAN AEROPONIK

Hidroponik berasal dari kata Hydro (air) dan Ponics (pengerjaaan),sehingga hidroponik bisa diartikan bercocok tanam dengan media tanam air. Pada awalnya orang mulai menggunakan air sebagai media tanam mencontoh tanamanair seperti kangkung, sehingga kita mengenal tanaman hias yang ditanam dalamvas bunga atau botol berisi air. Sejarah hidroponik dimulai pada 3 abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggris sudah dilakukan pengujian tanaman hidroponik dalamlaboratorium. Kemajuan yang sangat berpengaruh terjadi pada tahun 1936, Dr.W.F. Gericke di California (AS) berhasil menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam bak berisi air mineral. Pada tahun 1950 Jepang secara besar- besaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik untuk mensuplai sayuran bagi tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik terus menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada sekitar tahun1980.
Hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan mediatumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Dalam praktiknya sekarang ini, hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman.
Menurut Raffar (1993), sistem hidroponik merupakan cara produksitanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimumuntuk berproduksi dapat tercapai. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhansistem perakaran tanaman, di mana pertumbuhan perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi yang diberikan mengandungkomposisi garam-garam organik yang berimbang untuk menumbuhkan perakarandengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal.
Ø  Beberapa Tanaman Yang Sering Ditanam Secara Hidroponik Adalah:
1. Tanaman hortikultura :sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain.
2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih, bawang merah, bawang daun, selada, dan terong.
3. Buah : melon, mentimun, semangka, strawberry, tomat dan paprika
4. Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium dan kaktus.
Hidroponik, menurut Savage (1985), berdasarkan sistem irigasisnya dikelompokkan menjadi:

·         Sistem terbuka
dimana larutan hara tidak digunakankembali, misalnya pada hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes dripirrigation atau trickle irrigation
·         Sistem tertutup
dimana larutan hara dimanfaatkan kembali dengan cara resirkulasi.
Sedangkan berdasarkan penggunaan media atau substrat dapat dikelompokkan menjadi:
(1)SubstrateSistem
(2 Bare Root Sistem

1. Substrate Sistem
Substrate system atau sistem substrat adalah sistem hidroponik yangmenggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman. Sitem ini meliputi:

a.    Sand Culture

Biasa juga disebut „Sandponics‟  adalah budidaya tanaman dalam media pasir. Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial pertama kali
dilakukan dengan menggunakan bedengan pasir yang dipasang pipa irigasi tetes. Dikembangan menjadi teknologi yang lebih menarik,terutama di negara yang memiliki padang pasir. Teknologi ini dibuat dengangmembangun sistem drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup dengan pasiryang akhirnya menjadi media tanam yang permanen. Selanjutnya ta namanditanam langsung dipasir tanpa menggunakan wadah, dan secara individual diberiirigasi tetes.
b.     Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik menggunakangravel sebagai media pendukung sistem perakaran tanaman. Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2. Kolam memanjang sebagai bedengan diisidengan batu gravel, secara periodik diisi dengan larutan hara yang dapatdigunakan kembali, atau menggunakan irigasi tetes. Tanaman ditanam di atasgravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan. Walaupun saat ini sistem inimasih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti dengan sistem yang lebih murahdan lebih efisien.
c.     Rockwool
Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah dikembangkandalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besasal dari bahan batuBasalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairantersebut di spin (diputar) seperti membuat harum manis sehingga menjadi benang- benang yang kemudian dipadatkan seperti kain "wool" yang terbuat dari "rock” Rockwool biasanya dibungkus dengan plastik. Rockwool ini juga populer dalam sistem Bag culture sebagai media tanam. Rockwool juga banyak dimanfaatkanuntuk produksi bibit tanaman sayuran dan dan tanaman hias.

d.     Bag Culture
Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah menggunakan kantong plastik (polybag) yang diisi dengan media tanam. Berbagai media tanam dapatdipakai seperti : serbuk gergaji, kulit kayu, vermikulit, perlit, dan arang sekam.Irigasi tetes biasanya diganakan dalam sistem ini. Sistem bag culture inidisarankan digunakan bagi pemula dalam mempelajari teknologi hidroponik,sebab sistem ini tidak beresiko tinggi dalam budidaya tanaman.
2. Bare Root Sistem
 Bare Root system atau sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yangtidak menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman,meskipun block rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sitem inimeliputi:
a. Deep Flowing Sistem Deep Flowing Sistem
adalah sistem hidroponik tanpa media, berupa kolamatau kontainer yang panjang dan dangkal diisi dengan larutan hara dan diberiaerasi. Pada sistem ini tanaman ditanam diatas panel tray (flat tray) yang terbuatdari bahan sterofoam mengapung di atas kolam dan perakaran berkembang didalam larutan hara.
b. Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST)
Teknologi Hidroponik Sistem Terapung adalah hasil modifikasi dari Deep Flowing Sistem yang dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman, DepartemenAgronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Perbedaan utama adalahdalam THST tidak digunakan aerator, sehinga teknologi ini reltif lebih effisiendalam penggunaan energi listrik. Pembahasan ditail dari THST disajikan dalamsub bab Kultur Air.
c. Aeroponics
Aeroponics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam, namunmenggunakan kabut larutan hara yang kaya oksigen dan disemprotkan pada zona perakaran tanaman. Perakaran tanaman diletakkan menggantung di udara dalamkondisi gelap, dan secara periodik disemprotkan larutan hara. Teknologi inimemerlukan ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik yang lebih besar.
d. Nutrient Film Tecnics (NFT)
 Nutrient Film technics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam.Tanaman ditanam dalam sikrulasi hara tipis pada talang-talang yang memanjang.Persemaian biasanya dilakukan di atas blok rockwool yang dibungkus plastik.Sistem NFT pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen Cooper.Sirkulasi larutan hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode waktutertentu. Hal ini dapat memisahkan komponen lingkungan perakaran yang ‘aqueous’ dan ‘gaseous’ yang dapat meningkatkan serapan hara tanaman.
e. Mixed Sistem
Mixed sistem adalah teknologi hidroponik yang mennggabungkan aeroponics dan deep flow technics. Bagian atas perakaran tanaman terbenam padakabut hara yang disemprotkan, sedangkan bagian bawah perakaran terendamdalam larutan hara. Sistem inilebih aman dari pad aeroponics sebab bila terjadilistrik padam tanaman masih bisa mendapatkan hara dari larutan hara di bawaharea kabut.
Alasan memilih hidroponik tidak lain adalah karena keutamaan yangdimilikinya dibandingkan dengan sistem konvensional. Beberapa keuntungan dengan menerapkan sistem hidroponik adalah sebagai berikut:
1.    Dapat dilakukan pada lahan dengan tanah yang kurang bahkan tidak produktif sekalipun, karena media tumbuh tanaman tidak menggunakantanah.
2.    Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida yang merusak tanah.
3.    Dapat menghemat pemakaian pupuk.
4.    Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
5.    Lebih hemat air karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari.
6.    Tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
7.    Kebersihan lebih mudah dijaga dan terhindar dari penyakit yang berasaldari tanah.
8.    Budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa tergantung kepada musim.
9.    Larutan nutrisi tanaman dapat dipasok sesuai dengan tingkat kebutuhantanaman.
10. Serangan hama dan penyakit cenderung jarang dan lebih mudahdikendalikan.
11. Jika dilakukan dengan benar dapat mengasilkan panen yang lebih berkualitas dengan kuantitas yang lebih tinggi.
12. Dapat mengatur waktu tanam dan jadwal panen sesuai dengan kebutuhan pasar atau permintaan konsumen.
Selain kelebihan-kelebihan yang diuraikan di atas, hidroponik juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah:
1.    Biaya awal yang mahal.
2.    Perlunya keterampilan khusus agar hidroponik yang dilakukan berhasil,khususnya pada pencampuran larutan nutrisi tanaman.
3.    Perawatan yang cukup mahal.
4.    Menggunakan terlalu banyak wadah tanam.

Ø  Secara umum budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Persiapan lahanPerbedaan sistem hidroponik dan konvensional adalah media tanam yangdigunakan hidroponik yaitu bukan tanah, sehingga dalam tahap persiapanlahan tidak perlu adanya pengolahan lahan. Yang dilakukan dalamkegiatan penyiapan lahan adalah menyiapkan tempat kegiatan hidroponikdilakukan, seperti membuat hidroponik kit dan juga greenhouse. Dalam skala kecil dapat dilakukan di pekarangan rumah saja.
2.    Persiapan wadahSelanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah tanam.Wadah tanam hidroponik dapat menggunakan kantung plastik/polybag,gelas plastik, ember, dll. Wadah tanam berfungsi sebagai tempatmemasukkan media tanam yang digunakan sebagai tempat tumbuhnyatanaman.
3.     Menyiapkan media tanamMedia tanam yang digunakan dalam hidroponik beragam, mulai darilimbah pertanian sampai bahan pabrikan. Media tanam berfungsi sebagai pengganti tanah pada sistem konvensional. Media tanam yang digunakanadalah bahan yang memiliki kriteria sebagai berikut: mampu menyediakandan menyimpan unsur hara, sehingga kebutuhan air dan nutrisi tanamandapat dipenuhi, mampu menjaga kelembaban dan mempunyai drainase yang baik. Jenis media tanam yang biasa digunakan adalah: arang sekam,serbuk kayu, kerikil, batu-bata, kapas, rockwool, pasir, dll.
4.    PenyemaianPenyemaian dilakukan setelah semua persiapan awal dilakukan, sehinggasetelah penyemaian berakhir proses penanaman dapat langsung dilakukan.Penyemaian5.
5.    Penanaman bibitSetelah pekerjaan pengolahan tanah dan penyemaian bibit dilakukan, makalangkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah penanaman bibit.Penanaman bibit akan dilakukan pada wadah tanam yang sudah di berilubang-lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan setelah bibit dianggapcukup kuat untuk dipindahkan ke tempat penanaman. Dalam pemindahan bibit ke tempat penanaman, akar tanaman di usahakan tidak rusak. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada akar yang masih muda. Halyang perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut adalah bibit harusdicabut atau diikuti sertakan dengan media tanamnyaPenanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari yaitu pada waktusinar matahari tidak lagi begitu menyengat. Setelah selesai penanaman bibit, lahan sebaiknya disiram dengan air secukupnya. Biasanya bibit yang baru saja di tanam akan memperlihatkan layu sementara, hal ini akan berlansung selama 2 atau 3 hari. Tetapi hal ini merupakan hal yang biasanya terjadi dan hal ini tidak akan membahayakan pertumbuhantanaman. Kecuali, jika bibit layu karena faktor kerusakan akar atau batangnya.
6.    Pemberian larutan nutrisi Nutrisi atau unsur hara merupakan salah satu factor penting yangmenunjang keberhasilan suatu sistem hidroponik yang dilakukan. Adapununsur hara bagi tanaman dikelompokkan menjadi unsur hara makro danunsur hara mikro. Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkantanaman dalam jumlah besar dan mutlak harus ada. Sejumlah unsur haramakro yang dibutuhkan tanaman adalah N, P, K, Mg dan S. Sedangkanunsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Sejumlah unsur hara mikro yang dibutuhkan tanamanadalah Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl. Kedua jenis unsur tersebut salingmendukung dan dibutuhkan oleh tanaman. Ketika salah satu unsur tidakada, makan unsur yang dibutuhkan tanaman menjadi tidak lengkap.Keuntungan sistem hidroponik adalah pemberian larutan nutrisi tanamandapat dilakukan secara bersamaan dengan irigasi. Karena pada umumnyalarutan yang ada di pasaran dalam penggunaanya telah dirancang agardiencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pencampuran larutannutrisi ini memerlukan keterampilan khusus agar tanaman dapat tumbuhdengan baik.

Ø  PemeliharaanHidroponik memerlukan perawatan yang cermat. Beberapa langkah pemeliharaan tanaman hidroponik:
a.    Penyiraman penyiraman air dan larutan nutrisi dilakukan 5-8 kali setiap hari.Penyiraman biasa dilakukan dengan menggunakan timer, sehinggatidak memerlukan tenaga ekstra dalam pengerjaannya. 
b.    Pengikatan atau pengajiranTanaman yang telah berumur 1 minggu perlu diberi ajir. Ajir berguna sebagai rambatan atau pegangan agar tanaman dapat tumbuh tegak.
c.    Pemilihan batang produksi pada tanaman misalnya cabai atau paprika, dipilih satu atau duacabang produksi dan dibiarkan tumbuh sebagai batang utama.
d.    PemangkasanDaun-daun yang terdapat di antara ketiak daun dibuang setiap dua hari.Bila menanam timun, sulur-sulur yang tumbuh di bagian atas tanamantimun dipotong sekitar 2 cm dari titik tumbuh.
e.    Pemberantasan hamaTanaman yang diserang hama, misalnya kutu daun dan ulat buah,disemprotkan dengan insektisida. Sesuai dosis yang diperlukan.
f.     PemanenanPemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, cutter atau pemotong tajam lainnya. Pemanen dilakukan dengan memotong danmengikutsertakan sebagian tangkai yang menempel pada kepala buah.Hal ini dilakukan karena media tanam yang digunakan bukan lahtanah, sehingga perlu berhati-hati agar kekuatan ikatan antara akartanaman dan batang tanaman terhadap media tanam tetap stabil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar