Pengertian
Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari sistem
saraf yang berfungsi untuk
proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
Umumnya, sistem indera yang dikenal
adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
Sistem Indra Pada Manusia
Tubuh
manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima
rangsangan dari lingkungan sekitar.
Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan
Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan
perasa
(kulit).
A. Indera
Penglihatan (Mata)
Mata
adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya.
Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak.
Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga
otot penggerak mata, yaitu:
- Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
- Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
- Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain
itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak
mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis
okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang
berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator
palpebralis superior.
1. Bagian-bagian Mata
Bola mata
tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera
atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput
jala.
a. Selaput putih
Selaput
putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat
tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari
selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan
membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput
hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi
dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang
memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang
membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh
mata.
Iris
adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian
depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi
memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang,
yaitu warna mata biru, hitam, cokelat,
abu-abu, dan hijau.
abu-abu, dan hijau.
Pupil
adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup,
otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan
cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata
berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu
kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).
Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda
yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas
disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat
dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak
titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
c. Selaput Jala
Selaput
jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata
yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina
terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita
bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik
kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan
sel batang:
- Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin.
- Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika kita
berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat
melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di
tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan
antara iodopsin dan vitamin A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
2. Proses melihat
Mata bisa
melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut
ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh
benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
B. Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga
merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang
suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara
20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi
menjaga keseimbangan tubuh manusia.
1. Bagian-bagian Telinga
Telinga
manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian
tengah, dan bagian dalam.
a. Telinga bagian luar
Telinga
bagian luar terdiri atas:
- Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
- Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
- Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
- Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian tengah
Telinga
bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga
bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke
telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga
tulang pendengaran.
- Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
- Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam
Telinga
bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh
urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
- Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
- Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
- Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2. Proses Mendengar
Suara
yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang
telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh
tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di
dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung
saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam
otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali
suara tersebut.
Selain
sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan.
Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga
saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel
rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel
rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan
ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.
C. Indera
Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung
adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut
halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah
yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah
sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel
pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan
mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih
lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau
kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang
lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat
kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat
kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian
akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan
rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau
dari zat kimia tersebut.
Gangguan
pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan
lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau.
Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu
hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran
dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera
pembau pada hidung dapat mengalami kelainan
D. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah
adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan.
Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh
dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat
reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap
atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang
terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak
kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang
terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor.
Tidak
semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa
tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3
detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4
jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain
seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari
berbagai rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh
karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan
kemampuan mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi
normal.
Tabel
Letak kuncup pengecap rasa pada lidah
Rasa
|
Letak
Kuncup Pengecap
|
Manis
|
Ujung
lidah
|
Asin
|
Samping
lidah pada bagian ujung
|
Asam
|
Samping
lidah pada bagian pangkal
|
Pahit
|
Pangkal
lidah
|
Pada saat
kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari
kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla
sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada
lidah bisa disebabkan oleh makan atau
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan
yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada
bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau
kekurangan vitamin C.
E. Indera
Peraba (Kulit)
Selain
menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba.
Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan,
panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya
ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba
ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit,
dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada
lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel
Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya
Ujung
saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel
pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel
ruffini
|
Panas
|
Korpuskel
krause
|
Dingin
|
Korpuskel
meissner
|
Sentuhan
|
Selain
terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.
Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda,
sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit
merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9
m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan
ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit
yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk,
telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu
daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna
netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Sistem
Indra Pada Hewan
A.
Sistem Indra pada Hewan Vetebrata
Veterbrata memiliki sistem indera yang lebih
berkembang dari hewan invetebrata. Penjelasan indera pada ikan, katak, burung
dan mamalia.
1.
Sistem Indra pada Ikan
Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi,
mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi mengetahui
perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air.
Indra yang berkembang baik pada ikan adalah
indra pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang
mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Indera pencium pada ikan
terdapat didekat mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas
telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan
indra pendengar ini kurang berkembang dengan baik.
2.
Sistem Indra pada katak
Pada katak indera penglihatan dan indera
pencium berkembang lebih baik dari pada organ indera lainnya. Inder
apenglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan membran tembus
cahaya yang disebut membran niktitans.
Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata
selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indera pendengar pada
katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian
telinga paling luar berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng
berfungsi menangkap getaran suara.
3.
Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan baik
adalah indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya terletak di
langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya
mengandung sel- sel saraf pencium.
4.
Sistem Indra pada Burung
Indera pada burung yang berkembang dengan
baik adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi
dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada malam hari pada
retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari
makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang
sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.
5.
Sistem Indra pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan
baik. Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya
kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki
indera pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz.
B.
Sistem Indra Hewan Invertebrata
Sistem indera invetebrata masih sangat
sederhana. Berikut inio dijelaskan sistem indera protozoa. Coulenterata,
Molusca, cacing pipih, cacing tanah dan serangga.
1.
Sistem Indra pada Hewan bersel Satu (Protozoa)
Pada umumnya tidak memiliki indera, tetapi
peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium
akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya berupa
bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.
2.
Sistem Indra pada Hewan Berongga (Coelenterata)
Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki
sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka tehadap cahay serta sejumlah tentakel
sebagai alat peraba.
3.
Sintem Indra pada Hewan Lunak (Mollusca)
Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada
sepasang antenna yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra
penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indera
peraba.
4.
Sistem Indra pada Cacing Pipih
Cacing pipih, contohnya planaria memiliki
sepasang bintik mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata tersebut sangat
peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung bergerak menjahui cahaya.
5.
Sistem Indra pada Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki indera penerima
rangsangan yang cukup baik. Indera tersebut berada di permukaan tubuhnya dan
hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif terhadap rangsangan
cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas), terutama pada bagian
anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah
juga peka terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat- zat kimia, dan suhu.
6.
Sistem Indra pada Serangga
Serangga memiliki indera penglihatan
berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang
memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk
terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium.
Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan
jatuh tegak lurus pada lensa.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera,
maka dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok:
1.
Kemoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap
rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah).
Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor
tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat
kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori,
fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di
sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem
olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.
2.
Mekanoreseptor
Yaitu alata indera yang merespon terhadap
rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit)
dan indera pendengaran (telinga). Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem
pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua
binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu.
Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar
frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi
rusak.
3.
Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap
rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata. Penglihatan adalah
kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat
adalah mata.
Banyak binatang yang indra penglihatannya
tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya,
misalnya pendengaran untuk kelelawar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar